_Karya : Afrie Seorang
amatir Cerpen_
Berawal dari
Universitas ternama Di Kota Saya tepatnya Semester dua , pertemanan ini
dimulai.
Dari seorang cewe
walaupun perkenalan itu tidak seperti perkenalan orang yang mau berkenalan dengan
sengaja menemuinya, tapi perkenalan ini beda saya hanya tau namanya dari sebuah
daftar hadir mahasiswa yang diucapkan oleh Dosen pengajar dalam sebuah mata
kuliah,
Setelah Dosen
menyebutkan beberapa nama mahasiawa dan akhirnya kesebuah nama yang tidak
begitu asing ditelinga “Nur Hidayah” Dosen itu memanggilnya
Dia pun
mengangkat tangannya dan menjawab
panggilan tersebut
“hadir Pak,”
jawab perempuan itu,
Saya pun menoleh
ke arahnya dan memandanginya , tidak lama saya menatapnya kelas pun bubar disitulah
awal pertemanan ini dimulai.
Walaupun saya
hanya tau namanya dari Absensi kelas , dengan tersenyum saya menyebut namannya
“hey ,Dhayah”
dari belakangnya saat keluar dari kelas
Dia pun menjawab
“heyy” dengan tersenyum
Lalu saya
bertanya padanya
“mau pulang?”
tanya saya
“iya ni mau
pulang” dia menjawab dengan senyuman juga dan pamitan pada ku
“duluan ya”
ucapnya
Saya pun menjawab
“iya, hati-hati”.
Hari-hari
berikutnya kami semakin akrab dan duduk pun selalu berdampingan di semua kelas
yang kami masuki, karena kami memiliki Mata kuliah yang sama.
Di semester ini
juga saya menemukan teman yang baru dia adalah temannya Dhayah
Kami berkenalan
pun tidak disengaja juga, cuma dari bercandaan teman yang selalu menjadikan
kami akrab dan saya dikenalkan oleh Dhayah
“Frie kenalan
dulu sama teman ku” ucap Dhayah
Saya pun
berkenalan dengannya
“nama kamu
siapa?” tanya saya kepadanya
“Zulkifli tapi
panggil saja, Kifli” jawabnya
Dan saya pun
menyebutkan nama saya
“Afrie” ucap saya
Setelah
berkenalan kami pun bercanda bersama dengan sasaran teman perempuan kami ...
“kapan kamu
berkenalan sama perempuan cantik ini hahaha?” tanya ... dengan tertawa
“kemarin saat
depan pintu kelas tidak sengaja saya melihat bidadari ada di depan saya
,ha ha ha” saya jawab dengan tertawa juga
Sampai akhirnya
masuk kelas ,kami bertiga pun Duduk berdampingan sampai tugas pun kami selalu
sama jawabannya
Sampai tiba saat
nya waktu Ujian Akhir Semester, saat-saat menegangkan
Tapi susana itu
tergantikan dengan kepandaian kami
“Frie kamu mengerjakan
nomor berapa?” tanya Kifli
“ saya mau
mengerjakan nomor 1” jawab saya
Lalu Kifli
berkata “ aku mengerjakan nomor 2 aja ya”
“iya” ucap saya
“Dhay kamu yang nomor 3 ya” ucap saya kepada Dhayah
Dhayah menjawab “
sip”
Dengan ketegangan
kami pun menjawab.
“saya selesai
mengerjakan nomor 1, kamu sudah Kif nomor 2” tanya saya kepada Kfli
“gimana jawaban
kamu Dhay? tanya saya kepada Dhayah
“bentar lagi
kelar kog” jawab Dhayah
Akhirnya kami pun
menyelesaikan soal ujian itu dan keluar kelas
Dan di luar kelas
saya dan Kifli diperkanalkan sama Nana temannya Dhayah
Saya pun
sebenarnya sudah tau namanya siapa , dia perempuan yang tak bisa menerima yang
namanya kekalahan.
Dari sini lah 4
pilar ini terbangun dan kami menjadi teman tapi bukan teman biasa, sampai saat
ini pertemanan ini tetap terjalin diantara kami.
Walau pun kami
tidak selalu sama dalam banyak hal, tapi kami bisa bersama dengan perbedaan itu.
Karena
persahabatan bukan dipandang dari apa, siapa dan dari mana dia berasal , tapi
persahabatan tercipta karena persamaan dan perbedaan yang bisa dimengerti oleh
semuanya.
Dan persahabatan
ini tidak bisa diungkapkan dengan hanya sebuah cerpen ini, karena persahabatan
ini mungkin tidak akan pernah berakhir dari hati dan kembali ke hati lagi.